
Merayakan Tempe Mendoan, ilustrasi Google Doodle hari ini bulan Oktober unik, karya anak bangsa yang viral di Internet. Ilustratornya asal Semarang, Jawa Tengah bernama Reza Dwi Setyawan sengaja mengangkat tempe mendoan sebagai cara untuk merayakan makanan fermentasi berusia 400 tahunan itu.
Dikutip dari Google.com, Reza yang memiliki akun Instagram @maskrib itu menjelaskan makna ilustrasi yang dibuatnya. “Sebagai orang Indonesia, hampir setiap hari tempe ada di piringku, terutama tempe mendoan sebagai lauk. Punya kesempatan untuk membuat ilustrasi tentang sesuatu yang sangat dekat denganku itu jelas sangat menarik,” ujarnya.
Ia berusaha merangkum emosi dan pengalaman sehari-hari dalam karya grafisnya. Khusus tentang tempe, ia mengilustrasikan apa yang dilihatnya setiap hari, bagaimana masyarakat berinteraksi, dan menemukannya setiap hari.
“Aku harap tempe menjadi lebih dikenal di luar Indonesia. Tempe adalah makanan sederhana dengan manfaat yang luar biasa,” kata Reza. Ia pun merasa sangat bahagia dan masih tak percaya bisa membuat ilustrasi tersebut untuk Google.
Tempe terdokumentasi pertama kali pada 1600an di Desa Tembayat, Klatien, Jawa Tengah di Serat Centhini. Itu adalah kompilasi dua belas volume cerita dan ajaran Jawa, ditulis dalam syair dan diterbitkan pada 1814. Orang biasanya mengonsumsi tempe sebagai pengganti daging, dimakan bersama nasi dan sayur-sayuran. Sementara, tempe mendoan merupakan makanan khas Banyumas. Tak hanya Banyumas tempe mendoan juga sering kitaditemukan disekitar Jawa Tengah khusunya daerah Banjarnegara, Purwokerto, Cilacap, Yogyakarta, Semarang, Brebes dan sekitarnya.
Ahmad Tohari, penulis sekaligus budayawan dari Banyumas mengatakan bahwa mendoan ditemukan saat proses membuat keripik tempe. Dalam proses menggoreng keripik, tempe digoreng setengah matang. Baru setelah dingin, tempe digoreng lagi. Tohari yang pernah tinggal di dekat sentra keripik tempe di Purwokerto mengaku kini camilan itu kalah pamor dari mendoan.