Kajian Syuruq, Pesantren Balqis Undang Tokoh Inspirator Internasional

Sabtu (10/8) telah terlaksana Kegiatan Kajian Syuruq dan Grand Opening Penerimaan  Santri Baru (PSB) Pesantren BALQIS Yogyakarta. Bertempat di Masjid Al Bassam, acara diawali dengan sholat tahajud berjamaah bersama wali santri, ustadz ustadzah dan para santri pada pukul 03.00 WIB. Acara dilanjutkan dengan Kajian Syuruq bersama dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed. dengan tema  “MENJADI GENERASI MULIA MENDUNIA”. Beliau memberikan motivasi dan membagikan kisah inspirasinya kepada seluruh  jamaah yang hadir. Dokter inspirator yang lahir di Malang pada tanggal 8 September 1989 yang telah meraih 12 penghargaan ilmiah dari berbagai universitas tersebut memberikan kiat sukses  antara lain bagaimana cara menemukan potensi diri; harus mau  “sengsara” atau mau merasakan ketidaknyamanan; memuliakan kedua orang tua; menentukan visi misi yang jelas dan bagaimana menumbuhkan spiritual quotient pada diri kita.

Tiga pesan terakhir dari dr. Gamal kepada para santri, pertama study hard in silence and let success and impact be your noise. Kedua, sempurnakan niat, maka Allah akan gunakan pertolongannya dan kalau akhirat yang kita tuju maka dunia akan datang dalam keadaan tunduk.  Dan yang ketiga tetaplah menjadi pejalan dalam jalan-jalan kebaikan karena jalan kebaikan adalah jalan Allah, sehingga dia yang berjalan dalam jalan kebaikan sesungguhnya sedang berjalan bersama Allah.

Kurang lebih 700 jamaah hadir mengikuti acara kajian syuruq ini yang terdiri dari santri dan asatidz BALQIS, orang tua wali santri dan tokoh masyarakat. Seusai kajian, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Muhklisin, Lc. kemudian sholat syuruq dan ditutup dengan pemukulan gong oleh Ust. H. Anwar Wahyudi, S.E., M.M. selaku Pembina Manajemen Pesantren BALQIS Yogyakarta yang menandai telah dibukanya Penerimaan Santri Baru (PSB) Pesantren BALQIS Yogyakarta Tahun Ajaran 2025/2026.

“Lebih baik kita menderita karena kedisiplinan daripada kita menderita karena kegagalan penyesalan dan kekalahan.” Pungkas dr. Gamal dalam kesan pesannya di acara ini.

Seluruh rangkaian acara ditutup dengan  makan bersama dan sebagai perwujudan “Birrul Walidain”, para santri diminta untuk memberikan suapan pertamanya kepada kedua orang tuanya.

Baca lainnya